Tahun ajaran baru telah dimulai libur sekolah pun telah usai SMPN 1 Pinrang menggelar Masa Orientasi Siswa atau lebih dikenal dengan (MOS)penyelenggaran mos dismp 1 ini telah usai dilakasanakan waktu pelaksanaan 12-14 Juli 2010
foto2 MOS
Minggu, 18 Juli 2010
Minggu, 21 Maret 2010
UN Berpotensi Menghilangkan Potensi Siswa yang Sebenarnya
RUMUS SEMAKIN MEMBINGUNGKAN
Dalam buku Multiple Intelegences: Theory in Practice, karangan Howard Garden, ahli pendidikan dan psikologi Havard University, bentuk kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual, musik, kinestik, intrapersonal, interpersonal, naturalist, dan eksistensial, semua bentuk kecerdasan ini sama pentingnya, dan telah terbukti dapat membawa kesuksesan. Sementara standarisasi UN, hanya menitik beratkan dalam bentuk liguistik dan logika matematika, siswa yang memiliki bentuk kecerdasan lain akan terpinggirkan. Karena itu, UN yang dilaksanakan selama ini tidak membantu siswa menemukan potensi diri untuk mengapai cita-cita mereka yang sesungguhnya.
Pelaksanaan UN dengan standarisasi kelulusan seperti pada pelaksanaan UN selama ini dapat memasung siswa dalam berkreasi dengan potensi diri yang ada. Hal ini mencerminkan bahwa paradiqma pembelajaran di Indonesia belum berubah. Meskipun sekarang proses pembelajaran diarahkan dengan paradiqma pembelajaran aktif (active learning) dimana proses pembelajaran berorientasi pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Tetapi hasil penilaian ala UN masih jauh dari paradiqma pembelajaran aktif yang cenderung hanya mengaudit angka-angka untuk beberapa mata pelajaran saja.
Sistem penilaian yang efektif dan edukatif adalah sistem yang dirancang untuk meningkatkan, bukan mengaudit hasil belajar siswa dan sebisa mungkin memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan mereka dan menggunakan keterampilan tersebut dalam kehidupan nyata. Sistem penilaian yang efektif juga memberikan siswa kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan mereka dengan cara-cara yang dianggap nyaman, yakni cara yang sesuai dengan gaya belajar yang mereka sukai, disamping itu diberikan juga penilaian yang mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan serta menumbuhkan kepercayaan diri.
Standarisasi nilai dalam pelaksanaan UN selama ini menyebabkan siswa tidak nyaman dan secara psikologis banyak diantara siswa-siswi Indonesia yang tertekan jiwanya seperti stress, atau bahkan sering berubah menjadi depresi. Tekanan baik fisik maupun mental ini bukan hanya dialami siswa-siswi yang berkemampuan di bawah rata-rata. Tetapi didapati secara merata, bahkan pada siswa yang rangking teratas di sekolahnya sekalipun. Terdapat sejumlah kasus di mana siswa juara kelas, peraih medali olympiade, dan bahkan penerima beasiswa universitas-universitas terkenalpun pernah gagal dalam UN.
Penerapan standarisasi dalam pelaksanaan UN diasumsikan sebagai alat objektif untuk mengukur dan memetakan kualitas pendidikan nasional, serta menyaring siswa untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Akibatnya, sistem pembelajaran di sekolah, diarahkan untuk mengejar nilai standar yang telah ditetapkan pemerintah dengan target lulusan sebanyak-banyak mungkin. Sehingga potensi diri lain siswa menjadi terabaikan.
KAPAN SEMPAT LATIHAN LAGI
KAPAN SEMPAT LATIHAN LAGI
Sebagai contoh, siswa dengan bakat luar biasa di bidang-bidang seperti musik, seni dan olahraga sering diarahkan di sekolah bahkan orang tua untuk tidak mendalami bakat mereka itu secara mendalam. Bidang seperti itu dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah. Anggapan seperti itu merupakan suatu stikmatisasi yang sangat keliru. Padahal kenyataan membuktikan bahwa potensi siswa baik dalam bidang seni, olahraga dan potensi-potensi lain yang berkaitan dengan kreatifitas siswa telah mampu menghasilkan masa depan yang cerah. Bahkan pada even-even internasional bidang seperti seni, musik dan olahraga itu sering membawa harum nama daerah bangsa dan negara. Stikmatisasi semacam ini, membuat siswa terjebak dalam alur skema yang dirancang sekolah, bukannya menggali apa yang benar-benar mereka inginkan.
Padahal ouput yang diharapkan dari suatu institusi pendidikan adalah menciptakan manusia-manusia yang mandiri dengan penuh kreatifitas dan percaya diri yang tinggi. Mereka diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga tidak hanya tergantung dan berlomba-lomba menjadi pegawai negeri seperti kenyataan selama ini. Merubah anggapan ini hanya dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah dan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang ia tempuh selama ini. Bila sekolah atau sistem pendidikan membiasakan siswa-siswinya untuk bebas berkreatifitas maka ouput yang dihasilkan juga ouput yang penuh dengan dedikasi, mandiri dan memiliki kepercayaan yang tinggi.
Tetapi alangkah disayangkan, pelaksanaan UN telah membuat siswa selalu di sibukkan mengejar pengetahuan koqnitif, yang pada hakekatnya hanyalah hafalan-hafalan semata. Kalau pagi mereka belajar secara formal di sekolah-sekolah, maka pada sorenya mereka mencari tempat bimbingan belajar atau tempat-tempat privat yang dianggap dapat menolong mereka dari jeratan standarisasi UN. Terkesan, seolah-olah, semakin hari tampaknya waktu belajar siswa-siswi Indonesia banyak dihabiskan untuk mempersiapkan diri menghadapi UN yang hanya enam mata pelajaran saja, yang lain tidak harus dipikirkan lagi.
Apa arti semuanya ini? Bukankah kebijakan yang terkesan dipaksakan ini telah membunuh potensi-potensi yang dimiliki siswa? Padahal masa depan generasi muda Indonesia bukan hanya tergantung pada enam mata pelajaran yang diujiannasionalkan saja. Masih banyak potensi-potensi lain yang harus digali dan dikembangkan.
Setiap anak punya cita-cita dan angan-angan tersendiri untuk mengapai masa depannya yang lebih baik. Mereka harus diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk menentukan masa depan sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Di sini, posisi pemerintah, orang tua dan sekolah hanya bertugas memfasilitasi dan mengarahkan saja apa yang menjadi keinginan mereka. Tidak perlu mengkebiri mereka yang kadang terkesan hanya untuk mempertahankan gengsi sebuah institusi baik sekolah atau institusi lain yang terkait. Lantas kemudian UN hanya sekedar ajang promosi institusi-institusi tersebut. Bukan untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dan tahan banting dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.
Betapa banyak korban-korban berjatuhan di kalangan anak-anak muda penerus cita-cita bangsa selama ini. Dalam ilmu psikologis, ada satu karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yaitu kegelisahan karena banyak hal yang diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhinya. Salah satu faktor penyebabnya adalah salah urus, salah asuh dan salah asih, karena orang-orang tua terlalu ego pada pendirian dan keinginannya dan tidak mau peduli untuk memahami keinginan mereka itu. Korban yang kita maksudkan disini bukanlah semata mereka tidak lulus, karena pada kenyataannya kelulusan itu terkadang dapat disimsalabimkan, yang kita maksudkan adalah potensi-potensi mereka yang terbunuh.
Tetapi walaupun mereka lulus, rasa rendah diri menghinggapi bila hasil kelulusan mereka pas-pasan. Mereka dianggap tidak cerdas, dan masa depan tidak menjanjikan. Lapangan kerja pun sulit ditembus karena sekolah tidak sempat membekali mereka dengan keterampilan yang betul-betul dibutuhkan di dunia kerja. Kalaupun mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, rasa minder pasti akan menghinggapi meraka. Menumbuhkan rasa kepercayaan ini membutuhkan waktu yang lama untuk mau menggali kembali potensi diri yang sesungguhnya.
Bila potensi diri generasi muda yang sesungguhnya tidak pernah digali karena fokus mereka hanya mengejar nilai minimal ujian nasional, bagaimana lulusan sekolah di Indonesia dapat mandiri. Bagaimana mengurangi atau bahkan menghilangkan tingkat pengangguran yang semakin hari semakin besar. Apalagi untuk menyaingi negera-negara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang. Dari itu, format baru UN 2011 yang akan digali pemerintah dan DPR-RI tidak lagi mengorbankan anak didik dan guru. Dan yang terpenting, multidimensional masalah dalam dunia pendidikan saat ini janganlah dibebankan kepada jiwa-jiwa yang masih muda yang belum begitu paham tentang apa yang terjadi sebenarnya. Hanya atas nama meningkatkan mutu pendidikan, banyak siswa yang dikorbankan.
sumber :
http://kompasiana.com
Dalam buku Multiple Intelegences: Theory in Practice, karangan Howard Garden, ahli pendidikan dan psikologi Havard University, bentuk kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual, musik, kinestik, intrapersonal, interpersonal, naturalist, dan eksistensial, semua bentuk kecerdasan ini sama pentingnya, dan telah terbukti dapat membawa kesuksesan. Sementara standarisasi UN, hanya menitik beratkan dalam bentuk liguistik dan logika matematika, siswa yang memiliki bentuk kecerdasan lain akan terpinggirkan. Karena itu, UN yang dilaksanakan selama ini tidak membantu siswa menemukan potensi diri untuk mengapai cita-cita mereka yang sesungguhnya.
Pelaksanaan UN dengan standarisasi kelulusan seperti pada pelaksanaan UN selama ini dapat memasung siswa dalam berkreasi dengan potensi diri yang ada. Hal ini mencerminkan bahwa paradiqma pembelajaran di Indonesia belum berubah. Meskipun sekarang proses pembelajaran diarahkan dengan paradiqma pembelajaran aktif (active learning) dimana proses pembelajaran berorientasi pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator saja. Tetapi hasil penilaian ala UN masih jauh dari paradiqma pembelajaran aktif yang cenderung hanya mengaudit angka-angka untuk beberapa mata pelajaran saja.
Sistem penilaian yang efektif dan edukatif adalah sistem yang dirancang untuk meningkatkan, bukan mengaudit hasil belajar siswa dan sebisa mungkin memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan mereka dan menggunakan keterampilan tersebut dalam kehidupan nyata. Sistem penilaian yang efektif juga memberikan siswa kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan mereka dengan cara-cara yang dianggap nyaman, yakni cara yang sesuai dengan gaya belajar yang mereka sukai, disamping itu diberikan juga penilaian yang mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan serta menumbuhkan kepercayaan diri.
Standarisasi nilai dalam pelaksanaan UN selama ini menyebabkan siswa tidak nyaman dan secara psikologis banyak diantara siswa-siswi Indonesia yang tertekan jiwanya seperti stress, atau bahkan sering berubah menjadi depresi. Tekanan baik fisik maupun mental ini bukan hanya dialami siswa-siswi yang berkemampuan di bawah rata-rata. Tetapi didapati secara merata, bahkan pada siswa yang rangking teratas di sekolahnya sekalipun. Terdapat sejumlah kasus di mana siswa juara kelas, peraih medali olympiade, dan bahkan penerima beasiswa universitas-universitas terkenalpun pernah gagal dalam UN.
Penerapan standarisasi dalam pelaksanaan UN diasumsikan sebagai alat objektif untuk mengukur dan memetakan kualitas pendidikan nasional, serta menyaring siswa untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Akibatnya, sistem pembelajaran di sekolah, diarahkan untuk mengejar nilai standar yang telah ditetapkan pemerintah dengan target lulusan sebanyak-banyak mungkin. Sehingga potensi diri lain siswa menjadi terabaikan.
KAPAN SEMPAT LATIHAN LAGI
KAPAN SEMPAT LATIHAN LAGI
Sebagai contoh, siswa dengan bakat luar biasa di bidang-bidang seperti musik, seni dan olahraga sering diarahkan di sekolah bahkan orang tua untuk tidak mendalami bakat mereka itu secara mendalam. Bidang seperti itu dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah. Anggapan seperti itu merupakan suatu stikmatisasi yang sangat keliru. Padahal kenyataan membuktikan bahwa potensi siswa baik dalam bidang seni, olahraga dan potensi-potensi lain yang berkaitan dengan kreatifitas siswa telah mampu menghasilkan masa depan yang cerah. Bahkan pada even-even internasional bidang seperti seni, musik dan olahraga itu sering membawa harum nama daerah bangsa dan negara. Stikmatisasi semacam ini, membuat siswa terjebak dalam alur skema yang dirancang sekolah, bukannya menggali apa yang benar-benar mereka inginkan.
Padahal ouput yang diharapkan dari suatu institusi pendidikan adalah menciptakan manusia-manusia yang mandiri dengan penuh kreatifitas dan percaya diri yang tinggi. Mereka diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga tidak hanya tergantung dan berlomba-lomba menjadi pegawai negeri seperti kenyataan selama ini. Merubah anggapan ini hanya dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah dan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang ia tempuh selama ini. Bila sekolah atau sistem pendidikan membiasakan siswa-siswinya untuk bebas berkreatifitas maka ouput yang dihasilkan juga ouput yang penuh dengan dedikasi, mandiri dan memiliki kepercayaan yang tinggi.
Tetapi alangkah disayangkan, pelaksanaan UN telah membuat siswa selalu di sibukkan mengejar pengetahuan koqnitif, yang pada hakekatnya hanyalah hafalan-hafalan semata. Kalau pagi mereka belajar secara formal di sekolah-sekolah, maka pada sorenya mereka mencari tempat bimbingan belajar atau tempat-tempat privat yang dianggap dapat menolong mereka dari jeratan standarisasi UN. Terkesan, seolah-olah, semakin hari tampaknya waktu belajar siswa-siswi Indonesia banyak dihabiskan untuk mempersiapkan diri menghadapi UN yang hanya enam mata pelajaran saja, yang lain tidak harus dipikirkan lagi.
Apa arti semuanya ini? Bukankah kebijakan yang terkesan dipaksakan ini telah membunuh potensi-potensi yang dimiliki siswa? Padahal masa depan generasi muda Indonesia bukan hanya tergantung pada enam mata pelajaran yang diujiannasionalkan saja. Masih banyak potensi-potensi lain yang harus digali dan dikembangkan.
Setiap anak punya cita-cita dan angan-angan tersendiri untuk mengapai masa depannya yang lebih baik. Mereka harus diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk menentukan masa depan sendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Di sini, posisi pemerintah, orang tua dan sekolah hanya bertugas memfasilitasi dan mengarahkan saja apa yang menjadi keinginan mereka. Tidak perlu mengkebiri mereka yang kadang terkesan hanya untuk mempertahankan gengsi sebuah institusi baik sekolah atau institusi lain yang terkait. Lantas kemudian UN hanya sekedar ajang promosi institusi-institusi tersebut. Bukan untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dan tahan banting dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.
Betapa banyak korban-korban berjatuhan di kalangan anak-anak muda penerus cita-cita bangsa selama ini. Dalam ilmu psikologis, ada satu karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yaitu kegelisahan karena banyak hal yang diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhinya. Salah satu faktor penyebabnya adalah salah urus, salah asuh dan salah asih, karena orang-orang tua terlalu ego pada pendirian dan keinginannya dan tidak mau peduli untuk memahami keinginan mereka itu. Korban yang kita maksudkan disini bukanlah semata mereka tidak lulus, karena pada kenyataannya kelulusan itu terkadang dapat disimsalabimkan, yang kita maksudkan adalah potensi-potensi mereka yang terbunuh.
Tetapi walaupun mereka lulus, rasa rendah diri menghinggapi bila hasil kelulusan mereka pas-pasan. Mereka dianggap tidak cerdas, dan masa depan tidak menjanjikan. Lapangan kerja pun sulit ditembus karena sekolah tidak sempat membekali mereka dengan keterampilan yang betul-betul dibutuhkan di dunia kerja. Kalaupun mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, rasa minder pasti akan menghinggapi meraka. Menumbuhkan rasa kepercayaan ini membutuhkan waktu yang lama untuk mau menggali kembali potensi diri yang sesungguhnya.
Bila potensi diri generasi muda yang sesungguhnya tidak pernah digali karena fokus mereka hanya mengejar nilai minimal ujian nasional, bagaimana lulusan sekolah di Indonesia dapat mandiri. Bagaimana mengurangi atau bahkan menghilangkan tingkat pengangguran yang semakin hari semakin besar. Apalagi untuk menyaingi negera-negara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang. Dari itu, format baru UN 2011 yang akan digali pemerintah dan DPR-RI tidak lagi mengorbankan anak didik dan guru. Dan yang terpenting, multidimensional masalah dalam dunia pendidikan saat ini janganlah dibebankan kepada jiwa-jiwa yang masih muda yang belum begitu paham tentang apa yang terjadi sebenarnya. Hanya atas nama meningkatkan mutu pendidikan, banyak siswa yang dikorbankan.
sumber :
http://kompasiana.com
Tugas Akhir Siswa Kelas IX 2009/2010
Daftar Tugas Akhir Alamat Blog Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas IX.1
1. Dwi Sartika
Lihat Blog
2. Fauziah Mas'Ud
Lihat Blog
3. tri wahyuni
Lihat Blog
4. Puput Ria
Lihat Blog
5. Muh. Febri Hamka
Lihat Blog
Kelas IX.2
1. Muh. Irwan Mukhtar
Lihat Blog
Kelas IX.3
1. A.Nadya
Lihat Blog
Kelas IX.4
1. Mutmainnah
Lihat Blog
2. Fahrul Agus
Lihat Blog
3. Randy Jaya Negara
Lihat Blog
4. Irma Yanti
Lihat Blog
5. Khaerul Umam
Lihat Blog
6. Hijriah Abdullah
Lihat Blog
7. Imron Ali Fandi
Lihat Blog
8. Muh. Nur Ikhsan
Lihat Blog
9. Asri Alwagiah
Lihat Blog
10. Akbar Karaka
Lihat Blog
11. Muh. Syarif Aras
Lihat Blog
12. M. Alkadri Zamar
Lihat Blog
13. Randi Wira Perdana
Lihat Blog
14. Muh. Faisal
Lihat Blog
Kelas IX.5
1. Mursyid Fikri
Lihat Blog
2. Yusmaad Saad
Lihat Blog
3. Abd. Mu'min Nastha
Lihat Blog
4. Faisal Zulkarnain
Lihat Blog
5. Elsa Yunike
Lihat Blog
6. Muh. Khaidir Pasry
Lihat Blog
7. Zul Igram A.S
Lihat Blog
8. Azhar B. panrita
Lihat Blog
10.Vinny Fondaris
Lihat Blog
11. Revita Kusumawardani
Lihat Blog
12. Nurahmi Bakhtiar
Lihat Blog
13. Agung Ramadhan
Lihat Blog
14. Tri Nurul Ilman
Lihat Blog
15. Husnul Khatimah
Lihat Blog
15. Haerani
Lihat Blog
16. Awaliawati
Lihat Blog
17. Yudriani Idris
Lihat Blog
18. A. Muh. Risqi
Lihat Blog
19. Nursyamsi Usman
Lihat Blog
20. Tajriah Jamaluddin
Lihat Blog
21. Dwi Damayanti Arif
Lihat Blog
22. Riady Ashari
Lihat Blog
23. Nurfadillah
Lihat Blog
24. Aprilyana D
Lihat Blog
25. Indah Vigrianti Ramli
Lihat Blog
26. Aprilyana D
Lihat Blog
27. Yudriani
Lihat Blog
28. fiana
Lihat Blog
Kelas IX.6
Kelas IX.7
1. Hilda Puji Lestari
Lihat Blog
2. Hasmawati
Lihat Blog
3. Otnita Karengke
Lihat Blog
4. Dirwan Tiro
Lihat Blog
Kelas IX.1
1. Dwi Sartika
Lihat Blog
2. Fauziah Mas'Ud
Lihat Blog
3. tri wahyuni
Lihat Blog
4. Puput Ria
Lihat Blog
5. Muh. Febri Hamka
Lihat Blog
Kelas IX.2
1. Muh. Irwan Mukhtar
Lihat Blog
Kelas IX.3
1. A.Nadya
Lihat Blog
Kelas IX.4
1. Mutmainnah
Lihat Blog
2. Fahrul Agus
Lihat Blog
3. Randy Jaya Negara
Lihat Blog
4. Irma Yanti
Lihat Blog
5. Khaerul Umam
Lihat Blog
6. Hijriah Abdullah
Lihat Blog
7. Imron Ali Fandi
Lihat Blog
8. Muh. Nur Ikhsan
Lihat Blog
9. Asri Alwagiah
Lihat Blog
10. Akbar Karaka
Lihat Blog
11. Muh. Syarif Aras
Lihat Blog
12. M. Alkadri Zamar
Lihat Blog
13. Randi Wira Perdana
Lihat Blog
14. Muh. Faisal
Lihat Blog
Kelas IX.5
1. Mursyid Fikri
Lihat Blog
2. Yusmaad Saad
Lihat Blog
3. Abd. Mu'min Nastha
Lihat Blog
4. Faisal Zulkarnain
Lihat Blog
5. Elsa Yunike
Lihat Blog
6. Muh. Khaidir Pasry
Lihat Blog
7. Zul Igram A.S
Lihat Blog
8. Azhar B. panrita
Lihat Blog
10.Vinny Fondaris
Lihat Blog
11. Revita Kusumawardani
Lihat Blog
12. Nurahmi Bakhtiar
Lihat Blog
13. Agung Ramadhan
Lihat Blog
14. Tri Nurul Ilman
Lihat Blog
15. Husnul Khatimah
Lihat Blog
15. Haerani
Lihat Blog
16. Awaliawati
Lihat Blog
17. Yudriani Idris
Lihat Blog
18. A. Muh. Risqi
Lihat Blog
19. Nursyamsi Usman
Lihat Blog
20. Tajriah Jamaluddin
Lihat Blog
21. Dwi Damayanti Arif
Lihat Blog
22. Riady Ashari
Lihat Blog
23. Nurfadillah
Lihat Blog
24. Aprilyana D
Lihat Blog
25. Indah Vigrianti Ramli
Lihat Blog
26. Aprilyana D
Lihat Blog
27. Yudriani
Lihat Blog
28. fiana
Lihat Blog
Kelas IX.6
Kelas IX.7
1. Hilda Puji Lestari
Lihat Blog
2. Hasmawati
Lihat Blog
3. Otnita Karengke
Lihat Blog
4. Dirwan Tiro
Lihat Blog
Sabtu, 20 Maret 2010
Download Aplikasi
1. Rapid Typing Tutor
Software yang dapat membantu anda untuk belajar mengetik dengan cepat sekalipun tanpa melihat keybord.
Selama proses berlatih, software ini memanjakan mata kita dengan tampilan bawah laut yang cukup menarik.
Download softwarenya
klik download
2. Winamp
Software yang kami rasa sudah sangat populer di masyarakat. kini hadir dengan desain baru dan tentunya beragam fitur fitur baru yang menarik
Download softwarenya
klik download
3. Ccleaner
Lebih dari 100 juta orang telah mendownload software ini.
Fungsi utama dari software ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja komputer, dengan menghilangkan file-file tidak berguna dari system komputer anda.
Diluaran anda bisa mendapatkan software dengan fungsi serupa, namun harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan dolar.
Download softwarenya
klik download
4.Flv Player
Software ini dapat anda pergunakan untuk membaca file file berformat Flash Video (FLV), salah satu contohnya adalah video video yang biasa anda temukan di Youtube. Jadi anda dapat memanfaatkan Youtube downloader untuk mendownload video videonya lalu memanfaatkan FLV Player untuk memutar file file video tersebut di komputer anda secara "Off Line".
Download softwarenya
klik download
5. Mozilla Firefox
Ini merupakan browser terpopuler di dunia saat ini, kelebihan dari Mozzila adalah dalam hal kemampuan akses yang relatif lebih cepat & aman dari gangguan gangguan yang biasa kita temukan di internet, mampu memblok pop up & aktifitas spyware, juga dilengkapi fitur browsing dengan "multi tab".
Download softwarenya
klik download
6.Quran Auto Reciter
Software sederhana namun cukup canggih yang wajib untuk di miliki oleh setiap umat muslim!
Software ini dapat membantu anda untuk belajar "membaca" sambil "mendengarkan" Al-Qur'an. Quran Auto Reciter juga di lengkapi dengan pengingat "sholat 5 waktu".
Download softwarenya
klik download
7.Camstudio
Camstudio merupakan sebuah software yang dapat anda perguakan untuk "merekam" segala aktivitas anda di layar komputer ke dalam bentuk AVI file. fitur fiturnya memang masih relatif lebih sederhana ketimbang software berbayar, namun dalam ketajaman hasil video yang di hasilkan tidak kalah jauh.
Download softwarenya
klik download
8.Gom player
Merupakan sejenis pemutar video seperti Winamp, hanya saja GOM Player ini memiliki keistimewaan dalam kemampuannya membaca begitu banyak jenis file video, dari mulai DivX, DAT, VOB, MP4, 3GP, RMVB, FLV, hingga MOV, di samping itu software ini dilengkapi pula dengan fitur Pan & Scan, Screen Capture & Advance Capture.
Download softwarenya
klik download
9. Winrar
WinRAR merupakan salah satu program yang memiliki banyak fungsi yang cukup populer dibidang pengompresan data.Fiture lainnya dari winrar ini adalah mendukung semua format kompresi populer ( RAR, ZIP, CAB, ARJ, LZH, ACE, TAR, GZip, UUE, ISO, BZIP2, Z and 7-Zip ) …. Dan jika menurut anda ada folder-folder ataupun file – file penting yang harus dan tidak ingin orang lain membukanya maka denganprogram ini kita bisa memberi sebuah password di folder ataupun files itu
Download softwarenya
klik download
10. Acrobat Reader 9.3
Adobe Reader adalah sebuah aplikasi standar sederhana untuk membuka file PDF pada platform Windows. Adobe Reader berjalan dengan baik pada Windows XP, Vista dan Windows 7. Tidak hanya sebagai pembaca file pdf, tapi dengan program ini kita juga dapat membuat dokumen pdf, mencetak dan lainnya.
Download softwarenya
klik download
11.Nitro PDF Profesional 6.0.1.8
Nitro PDF Professional adalah sebuah software yang sangat bagus untuk menangani file PDF. Tidak hanya dapat digunakan untuk membaca, tetap kita juga dapat dengan mudah membuat, mengatur, mengedit, menggabungkan, dan melakukan konversi format PDF. Dan masih banyak terdapat fitur lainnya.
Download softwarenya
klik download
Sumber :
http://www.duniadownload.com
http://www.d60pc.com
Software yang dapat membantu anda untuk belajar mengetik dengan cepat sekalipun tanpa melihat keybord.
Selama proses berlatih, software ini memanjakan mata kita dengan tampilan bawah laut yang cukup menarik.
Download softwarenya
klik download
2. Winamp
Software yang kami rasa sudah sangat populer di masyarakat. kini hadir dengan desain baru dan tentunya beragam fitur fitur baru yang menarik
Download softwarenya
klik download
3. Ccleaner
Lebih dari 100 juta orang telah mendownload software ini.
Fungsi utama dari software ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja komputer, dengan menghilangkan file-file tidak berguna dari system komputer anda.
Diluaran anda bisa mendapatkan software dengan fungsi serupa, namun harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan dolar.
Download softwarenya
klik download
4.Flv Player
Software ini dapat anda pergunakan untuk membaca file file berformat Flash Video (FLV), salah satu contohnya adalah video video yang biasa anda temukan di Youtube. Jadi anda dapat memanfaatkan Youtube downloader untuk mendownload video videonya lalu memanfaatkan FLV Player untuk memutar file file video tersebut di komputer anda secara "Off Line".
Download softwarenya
klik download
5. Mozilla Firefox
Ini merupakan browser terpopuler di dunia saat ini, kelebihan dari Mozzila adalah dalam hal kemampuan akses yang relatif lebih cepat & aman dari gangguan gangguan yang biasa kita temukan di internet, mampu memblok pop up & aktifitas spyware, juga dilengkapi fitur browsing dengan "multi tab".
Download softwarenya
klik download
6.Quran Auto Reciter
Software sederhana namun cukup canggih yang wajib untuk di miliki oleh setiap umat muslim!
Software ini dapat membantu anda untuk belajar "membaca" sambil "mendengarkan" Al-Qur'an. Quran Auto Reciter juga di lengkapi dengan pengingat "sholat 5 waktu".
Download softwarenya
klik download
7.Camstudio
Camstudio merupakan sebuah software yang dapat anda perguakan untuk "merekam" segala aktivitas anda di layar komputer ke dalam bentuk AVI file. fitur fiturnya memang masih relatif lebih sederhana ketimbang software berbayar, namun dalam ketajaman hasil video yang di hasilkan tidak kalah jauh.
Download softwarenya
klik download
8.Gom player
Merupakan sejenis pemutar video seperti Winamp, hanya saja GOM Player ini memiliki keistimewaan dalam kemampuannya membaca begitu banyak jenis file video, dari mulai DivX, DAT, VOB, MP4, 3GP, RMVB, FLV, hingga MOV, di samping itu software ini dilengkapi pula dengan fitur Pan & Scan, Screen Capture & Advance Capture.
Download softwarenya
klik download
9. Winrar
WinRAR merupakan salah satu program yang memiliki banyak fungsi yang cukup populer dibidang pengompresan data.Fiture lainnya dari winrar ini adalah mendukung semua format kompresi populer ( RAR, ZIP, CAB, ARJ, LZH, ACE, TAR, GZip, UUE, ISO, BZIP2, Z and 7-Zip ) …. Dan jika menurut anda ada folder-folder ataupun file – file penting yang harus dan tidak ingin orang lain membukanya maka denganprogram ini kita bisa memberi sebuah password di folder ataupun files itu
Download softwarenya
klik download
10. Acrobat Reader 9.3
Adobe Reader adalah sebuah aplikasi standar sederhana untuk membuka file PDF pada platform Windows. Adobe Reader berjalan dengan baik pada Windows XP, Vista dan Windows 7. Tidak hanya sebagai pembaca file pdf, tapi dengan program ini kita juga dapat membuat dokumen pdf, mencetak dan lainnya.
Download softwarenya
klik download
11.Nitro PDF Profesional 6.0.1.8
Nitro PDF Professional adalah sebuah software yang sangat bagus untuk menangani file PDF. Tidak hanya dapat digunakan untuk membaca, tetap kita juga dapat dengan mudah membuat, mengatur, mengedit, menggabungkan, dan melakukan konversi format PDF. Dan masih banyak terdapat fitur lainnya.
Download softwarenya
klik download
Sumber :
http://www.duniadownload.com
http://www.d60pc.com
Rabu, 17 Maret 2010
Yasinan SMPN 1 Pinrang
Kegiatan yasinan rutin dilaksanakan di SMPN 1 Pinrang setiap jum'at pagi sebelum altifitas pembelajaran dmulai yasinan ini dibimbing langsung oleh guru agama dan diikuti oleh seluruh siswa kecuali siswa yang non muslim serta guru semua guru SMPN 1 Pinrang dan dilaksanakan di mesjid At-Tarbiyah SMPN 1 Pinrang
UN tak lagi menakutkan
Perdebatan tentang Ujian Nasional (UN) tahun ini tidak begitu kencang seperti saat pertama kali diberlakukan secara nasional melalui angka kelulusan UN minimal (passing grade). Begitupula dari sisi komentar serta pesimistis orang tua dan anak, agaknya relative kecil di banding sebelumnya. Padahal dari sisi angka, UN tahun ajaran 2009/2010 ini cukup besar, yakni 5,50. Angka tersebut dari mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Artinya kerja keras anak, pihak sekolah juga orang tua perlu ditingkatkan. Sebab soal-soal pun tak bisa dianggap remeh dibanding soal-soal sebelumnya. Kondisi ini dimungkinkan beberapa alasan. Pertama, para pihak terkait penyelenggaraan UN sudah relative siap ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, dalam pemahaman soal ujian, guru lebih bisa memprediksi apa yang akan keluar.
Pemahaman itu tentu memberi kepercayaan diri guru dalam memberi latihan soal terhadap murid-muridnya. Benar kata pepatah, “Bisa Karena Biasa” Kedua, ekpose tentang beratnya UN relative berkurang. Hal ini berbeda
dengan saat pertama kali diberlakukan UN yang terkadang banyak mengekpose ketakutan gagal siswa dalam UN. Ditambah analisa para pengamat yang begitu pesimistis.
Hal ini memberi dampak psikologis terhadap siswa, bahwa, memang UN itu luar biasa menakutkan layaknya malaikat maut. Psikologis anak pun sudah down sebelum melaksanakan ujian atau sudah kalah sebelum berperang. Mungkin ekpose UN yang biasa-biasa itu, lantaran respons masyarakat yang khawatir juga sudah berkurang. Mengingat jumlah kelulusan tahun demi tahun relative tidak meleset dengan yang ditargetkan.
Perlu Penyempurnaan
Terlepas dari sepinya kritik juga sikap pesimistis terhadap UN, sebenarnya bukan tanpa persoalan. Mungkin di kalangan pendidik persoalan itu sangat terasa ketimbang yang tidak berkecimpung di dunia pendidikan. Mereka akan kena dampaknya baik secara langsung atau tidak langsung dengan ekses hasil UN tersebut.
Secara langsung hasil UN menunjukkan kredibilitas guru atau bahkan sekolah bersangkutan. Bila siswa-siswinya gagal dalam UN, tak menutup kemungkinan, tahun depan siswa ke sekolah bersangkutan akan berkurang atau bahkan tidak ada murid yang mendaftar. Apalagi persaingan sekolah sekarang sudah sangat terbuka baik swasta maupun negeri. Siswa dan orang tua bebas memilih, apalagi di sekolah negeri (selain swasta dan Sekolah Bertaraf Internasional) secara kebijakan sudah digratiskan.
Maka tak heran jika beberapa waktu lalu tersiar ada sekolah yang menggunakan jalan pintas agar siswanya lulus semua dalam UN bahkan menjadi lulusan terbaik. Padahal dalam sehari-hari, siswa-siswanya tidak pernah terdengar meraih prestasi apa-apa. Ekses secara tidak langsung, hasil UN, menujukkan baik buruknya kualitas pendidikan di tanah air yang akan berpengaruh pula pada kualitas kehidupan secara lebih luas.
Dalam hal ini kembali kepada kebijakan pemerintah, apakah angka kelulusan diseragamkan ditinjau ulang seperti yang direkomendasikan Mahkamah Agung atau keukeuh pada kebijakan awal. Dan memang, nampaknya pemerintah bersikeras berargumen bahwa salah satu pilihan terbaik mengukur kualitas output pendidikan, dengan penyeragaman nilai UN tersebut yang kemudian dijadikan standar kelulusan siswa. Buktinya UN tahun ajaran 2009/2010 masih akan dilaksanakan.
Tiga Opsi
Ada beberapa opsi terhadap keberlangsungan UN ke depan. Pertama, UN seperti saat ini, tanpa perubahan apapun baik dari sisi materi mata pelajaran yang UN-kan maupun dari passing grade standar angka kelulusan. Namun bila UN tetap seperti sekarang ini rasanya banyak risiko baik dari siswa maupun sekolah. Misalnya siswa yang sehari-hari cerdas di sekolah, namun tak bisa meneruskan sekolah lantaran tidak lulus dalam UN. Paling untung mereka terpaksa mengikuti ujian nasional di paket A, B atau C, sesuai tingkat sekolahnya. Mungkin, kebijakan ada ujian susulan dalam UN 2010 yang akan datang ini, sebagai repons atas pertimbangan risiko-risiko itu.
Kedua, ada perubahan-perubahan di sana-sini meski angka masih ditetapkan oleh pemerintah yang berlaku secara nasional. Model ini untuk mengakomodir usulan dan saran yang berkembang bahwa dalam menilai keberhasilan pendidikan tidak semata-mata asfek kognitif, namun perlu dipertimbangkan penilaian aspek afektif dan motorik siswa.
Mengingat keberhasilan manusia tidak bisa disejajarkan dengan keberhasilannya dalam strata pendidikan. Banyak para pengusaha sukses misalnya, mereka hanya mengenyam pendidikan formal dasar atau tidak mengenyam pendidikan formal sama sekali. Dari sisi kecerdasan sosial, mereka lebih berguna di masyarakat ketimbang lulusan perguruan tinggi S1 bahkan S2 namun nganggur, meski IPK-nya kumlude.
Opsi ketiga, UN ditiadakan sama sekali. Soal kelulusan diserahkan kembali kepada masing-masing sekolah. Sebab sekolah yang mengetahui detail proses belajar mengajar anak didiknya. Sehingga penilainnya akan lebih menyeluruh tanpa menonjolkan satu aspek juga meniadakan penilaian aspek lain. Tentu saja pemerintah harus membuat aturan main dengan rumusan tepat agar tujuan meningkatkan kualitas pendidikan nasional tetap terjaga dan hasilnya dapat dilihat di kemudian hari.
Penutup
Lepas dari perdebatan di atas, semua pihak sebenarnya berharap kualitas pendidikan di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Mengingat tantangan ke depan, persaingan di dunia tenaga kerja juga dunia usaha baik local maupun global sudah sangat ketat. Orang yang tidak berpendidikan atau strata pendidikannya tinggi namun tidak memiliki skill tertentu, ia dengan sendirinya terisngkir dari persaingan.
Kini tak sedikit tenaga asing yang membanjiri pasar tenaga kerja di tanah air yang dinilai lebih professional dengan skill matang. Namun sebaliknya, tenaga kerja asal Indonesia di luar negeri, relativ lebih banyak bekerja di sekotor domestic yang rentan risiko. Tak jarang kita dengar pembantu rumah tangga yang disiksa majikannya atau ditelantarkan tanpa perlindungan. Sebaliknya, tenaga kerja asing di Indonesia banyak yang menjadi pengelola di level atas dan bahkan mengendalikan tenaga kerja di negerinya sendiri.
Ironis memang. Semua itu berawal dari kualitas dan tingkat pendidikan. Maka marilah UN ini –apapun bentuknya dan lepas dari persoalannya—dimaknai sebagai langkah meningkatkan derajat bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan. (anep paoji)
post by :
Ical
Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com
Pemahaman itu tentu memberi kepercayaan diri guru dalam memberi latihan soal terhadap murid-muridnya. Benar kata pepatah, “Bisa Karena Biasa” Kedua, ekpose tentang beratnya UN relative berkurang. Hal ini berbeda
dengan saat pertama kali diberlakukan UN yang terkadang banyak mengekpose ketakutan gagal siswa dalam UN. Ditambah analisa para pengamat yang begitu pesimistis.
Hal ini memberi dampak psikologis terhadap siswa, bahwa, memang UN itu luar biasa menakutkan layaknya malaikat maut. Psikologis anak pun sudah down sebelum melaksanakan ujian atau sudah kalah sebelum berperang. Mungkin ekpose UN yang biasa-biasa itu, lantaran respons masyarakat yang khawatir juga sudah berkurang. Mengingat jumlah kelulusan tahun demi tahun relative tidak meleset dengan yang ditargetkan.
Perlu Penyempurnaan
Terlepas dari sepinya kritik juga sikap pesimistis terhadap UN, sebenarnya bukan tanpa persoalan. Mungkin di kalangan pendidik persoalan itu sangat terasa ketimbang yang tidak berkecimpung di dunia pendidikan. Mereka akan kena dampaknya baik secara langsung atau tidak langsung dengan ekses hasil UN tersebut.
Secara langsung hasil UN menunjukkan kredibilitas guru atau bahkan sekolah bersangkutan. Bila siswa-siswinya gagal dalam UN, tak menutup kemungkinan, tahun depan siswa ke sekolah bersangkutan akan berkurang atau bahkan tidak ada murid yang mendaftar. Apalagi persaingan sekolah sekarang sudah sangat terbuka baik swasta maupun negeri. Siswa dan orang tua bebas memilih, apalagi di sekolah negeri (selain swasta dan Sekolah Bertaraf Internasional) secara kebijakan sudah digratiskan.
Maka tak heran jika beberapa waktu lalu tersiar ada sekolah yang menggunakan jalan pintas agar siswanya lulus semua dalam UN bahkan menjadi lulusan terbaik. Padahal dalam sehari-hari, siswa-siswanya tidak pernah terdengar meraih prestasi apa-apa. Ekses secara tidak langsung, hasil UN, menujukkan baik buruknya kualitas pendidikan di tanah air yang akan berpengaruh pula pada kualitas kehidupan secara lebih luas.
Dalam hal ini kembali kepada kebijakan pemerintah, apakah angka kelulusan diseragamkan ditinjau ulang seperti yang direkomendasikan Mahkamah Agung atau keukeuh pada kebijakan awal. Dan memang, nampaknya pemerintah bersikeras berargumen bahwa salah satu pilihan terbaik mengukur kualitas output pendidikan, dengan penyeragaman nilai UN tersebut yang kemudian dijadikan standar kelulusan siswa. Buktinya UN tahun ajaran 2009/2010 masih akan dilaksanakan.
Tiga Opsi
Ada beberapa opsi terhadap keberlangsungan UN ke depan. Pertama, UN seperti saat ini, tanpa perubahan apapun baik dari sisi materi mata pelajaran yang UN-kan maupun dari passing grade standar angka kelulusan. Namun bila UN tetap seperti sekarang ini rasanya banyak risiko baik dari siswa maupun sekolah. Misalnya siswa yang sehari-hari cerdas di sekolah, namun tak bisa meneruskan sekolah lantaran tidak lulus dalam UN. Paling untung mereka terpaksa mengikuti ujian nasional di paket A, B atau C, sesuai tingkat sekolahnya. Mungkin, kebijakan ada ujian susulan dalam UN 2010 yang akan datang ini, sebagai repons atas pertimbangan risiko-risiko itu.
Kedua, ada perubahan-perubahan di sana-sini meski angka masih ditetapkan oleh pemerintah yang berlaku secara nasional. Model ini untuk mengakomodir usulan dan saran yang berkembang bahwa dalam menilai keberhasilan pendidikan tidak semata-mata asfek kognitif, namun perlu dipertimbangkan penilaian aspek afektif dan motorik siswa.
Mengingat keberhasilan manusia tidak bisa disejajarkan dengan keberhasilannya dalam strata pendidikan. Banyak para pengusaha sukses misalnya, mereka hanya mengenyam pendidikan formal dasar atau tidak mengenyam pendidikan formal sama sekali. Dari sisi kecerdasan sosial, mereka lebih berguna di masyarakat ketimbang lulusan perguruan tinggi S1 bahkan S2 namun nganggur, meski IPK-nya kumlude.
Opsi ketiga, UN ditiadakan sama sekali. Soal kelulusan diserahkan kembali kepada masing-masing sekolah. Sebab sekolah yang mengetahui detail proses belajar mengajar anak didiknya. Sehingga penilainnya akan lebih menyeluruh tanpa menonjolkan satu aspek juga meniadakan penilaian aspek lain. Tentu saja pemerintah harus membuat aturan main dengan rumusan tepat agar tujuan meningkatkan kualitas pendidikan nasional tetap terjaga dan hasilnya dapat dilihat di kemudian hari.
Penutup
Lepas dari perdebatan di atas, semua pihak sebenarnya berharap kualitas pendidikan di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Mengingat tantangan ke depan, persaingan di dunia tenaga kerja juga dunia usaha baik local maupun global sudah sangat ketat. Orang yang tidak berpendidikan atau strata pendidikannya tinggi namun tidak memiliki skill tertentu, ia dengan sendirinya terisngkir dari persaingan.
Kini tak sedikit tenaga asing yang membanjiri pasar tenaga kerja di tanah air yang dinilai lebih professional dengan skill matang. Namun sebaliknya, tenaga kerja asal Indonesia di luar negeri, relativ lebih banyak bekerja di sekotor domestic yang rentan risiko. Tak jarang kita dengar pembantu rumah tangga yang disiksa majikannya atau ditelantarkan tanpa perlindungan. Sebaliknya, tenaga kerja asing di Indonesia banyak yang menjadi pengelola di level atas dan bahkan mengendalikan tenaga kerja di negerinya sendiri.
Ironis memang. Semua itu berawal dari kualitas dan tingkat pendidikan. Maka marilah UN ini –apapun bentuknya dan lepas dari persoalannya—dimaknai sebagai langkah meningkatkan derajat bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan. (anep paoji)
post by :
Ical
Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com
Kontroversi Ujian Nasional
Ujian nasional masih saja mengundang kontroversi, bahkan mendekati ujian nasional bulan maret ini, mendorong pihak2 yang peduli pendidikan di jogja membentuk posko pengaduan ujian nasional 2010, untuk menampung berbagai keluhan masyarakat terkait ujian nasional. Hal itu tak lain dilatarbelakangi anggapan bahwa ujian nasional merupakan kebijakan pemerintah yang salah kaprah, lantaran tidak melihat proses namun lebih terfokus kepada hasil semata. Bahkan data tahun 2009 menyebutkan, sekitar 25 puskesmas di yogyakarta merawat 256 pasien (siswa, guru, ortu) yang mengalami perubahan psikis akibat ujian nasional.
Memang tiap tahunnya ujian nasional rutin digelar, dan selalu saja diwarnai dengan berbagai problema, beberapa diantaranya tingginya angka ketidaklulusan siswa, pungutan pembiayaan ujian bagi siswa, bahkan hingga maraknya bocoran soal ujian sebelum diujikan. Ditambah lagi pada ujian nasional kali ini, pemerintah telah menaikkan standar kelulusan siswa menjadi 5,5, tanpa memperbaiki infrastruktur pendidikan yang belum merata di Indonesia.
Di sisi lain, ada pihak-pihak yang mengatakan, sebaiknya ujian nasional dijadikan alat ukur kualitas pendidikan dan bukan sebagai penentu kelulusan, sehingga tidak akan terlalu membebani siswa dan dianggap lebih menghargai proses belajar di dalam kelas.
Hmmm…benarkah demikian…???
Sumber :
http://edukasi/kompasiana.com
Memang tiap tahunnya ujian nasional rutin digelar, dan selalu saja diwarnai dengan berbagai problema, beberapa diantaranya tingginya angka ketidaklulusan siswa, pungutan pembiayaan ujian bagi siswa, bahkan hingga maraknya bocoran soal ujian sebelum diujikan. Ditambah lagi pada ujian nasional kali ini, pemerintah telah menaikkan standar kelulusan siswa menjadi 5,5, tanpa memperbaiki infrastruktur pendidikan yang belum merata di Indonesia.
Di sisi lain, ada pihak-pihak yang mengatakan, sebaiknya ujian nasional dijadikan alat ukur kualitas pendidikan dan bukan sebagai penentu kelulusan, sehingga tidak akan terlalu membebani siswa dan dianggap lebih menghargai proses belajar di dalam kelas.
Hmmm…benarkah demikian…???
Sumber :
http://edukasi/kompasiana.com
Siapkah sekolah menerima internet
Tema diskusi menarik di seminar yang diadakan oleh Forum Teknologi Informasi untuk Pendidikan (FORTIP) di Hotel Atlet Century, Senayan dengan materi yang dbawakan oleh Romi Satrio Wahono berjudul “Memikirkan Kembali Internet untuk Sekolah”. Diskusi dibuka dengan cerita perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatan Internet di berbagai bidang. Bahwa di dunia Internet juga ada dunia gelap dan cybercrime yaitu pornografi, cracking activities, carding dan software piracy.
Menariknya, Indonesia dengan penetrasi Internet yang relatif rendah (8%), tapi namanya terang benderang dalam cybercrime Ini sebenarnya karena anak muda kita punya potensi yang bagus, tapi kurang adanya ajang untuk berkompetisi secara legal. Pornografi bisa dicegah dengan tiga cara, hukum, teknologi dan socio-culture. Hukum dan teknologi relatif kurang efektif dan boleh dikatakan pendekatan socio-culture, yaitu dengan membuat sang anak sibuk di Internet dengan berbagai penugasan dan kegiatan kreatif adalah solusi terbaik.
Bagaimanapun juga, Internet masuk sekolah adalah program yang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa. Karena internet memiliki manfaat yang besar pembentukan SDM generasi muda kita, yaitu:
1. Membuka Mata ke Dunia Luas
2. Membentuk Generasi Kreatif, Produktif dan Mandiri
3. Sumber Ilmu Pengetahuan Tanpa Batas
4. Membantu Mempermudah Kegiatan Belajar Mengajar
Adanya kesalahan pandang bahwa Internet masuk sekolah hanya membawa pengertian di bawah, harus diluruskan.
1. Internet masuk sekolah = koneksi Internet masuk sekolah
2. Internet = alat browsing, email dan chatting
3. Internet = alat lihat gambar dan video porno
4. Internet = tempat siswa mencari berbagai informasi secara bebas tanpa kontrol
5. Internet = menggantikan peran guru secara keseluruhan
6. Internet masuk sekolah = synchrounous learning
Internet masuk sekolah seharusnya membawa pengertian seperti di bawah:
1. Komputer dan koneksi internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru
2. Konten pendidikan berbasis Internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru
3. Proses kegiatan sekolah bisa didukung dan diotomasi oleh Internet (sistem informasi)
4. Guru siap dengan konten pendidikan dan penugasan ke siswa sehingga siswa tidak terjebak ke konten negatif
5. Siswa dan guru harus sadar Internet bisa mencetak generasi kreatif , produktif, dan mandiri, tapi juga bisa mencetak generasi busuk tak bermoral
Kekurangan SDM dan infratruktur? Bisa kita mulai dari kreatifitas dengan peralatan dan skill sederhana. Model pendidikan kreatifitas ala Jepang lewat kompetisi di acara TV “Masquerade” dan Singapore dengan eksebisi dan kompetisi pembuatan media pembelajaran oleh siswa SD menjadi contoh yang baik pendidikan ke generasi muda. Sedangkan kita sendiri masih lebih menyukai kompetisi yang mengandalkan tampang dan menghamburkan uang lewat sms polling.
Oleh :
Romi Satria Wahono
sumber :
http://smpn29samarinda.wordpress.com
Sertifikasi
1. Buku 1. Pedoman Penetapan Peserta (download)
download
2. Buku 2. Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio
download
3. Buku 3. Pedoman Penyusunan Portofolio (download)
download
4. Buku 4. Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio Untuk Guru
download
5. Buku 5. Rambu-Rambu Pelaksanaan PLPG (download)
download
6. Buku 6. Pedoman Sertifikasi Guru Melalui Jalur Pendidikan (download)
download
7. Buku 7. Rambu-Rambu Penyusunan Kurikulum (download)
download
download
2. Buku 2. Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio
download
3. Buku 3. Pedoman Penyusunan Portofolio (download)
download
4. Buku 4. Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio Untuk Guru
download
5. Buku 5. Rambu-Rambu Pelaksanaan PLPG (download)
download
6. Buku 6. Pedoman Sertifikasi Guru Melalui Jalur Pendidikan (download)
download
7. Buku 7. Rambu-Rambu Penyusunan Kurikulum (download)
download
Halaman download aplikasi
cc cleaner merupakan aplikasi kecil yang sangat bermanfaat dalam membersihkan komputer dari file-file sampah. Selain itu cc cleaner dapat memperbaiki registry, dapat digunakan untuk membuang aplikasi yang tidak diperlukan, mengatur start up komputer. Mau ? untuk ambil klik
download
cc cleaner merupakan aplikasi kecil yang sangat bermanfaat dalam membersihkan komputer dari file-file sampah. Selain itu cc cleaner dapat memperbaiki registry, dapat digunakan untuk membuang aplikasi yang tidak diperlukan, mengatur start up komputer. Mau ? untuk ambil klik
download
Minggu, 14 Maret 2010
Sabtu, 09 Januari 2010
Ciri-ciri komputer terjangkit virus
1. Komputer Anda berjalan lebih lambat dari biasanya.
2. Menu Run, Search disembunyikan oleh virus.
3. CTRL+ALT+DEL tidak bisa digunakan.
4. Regedit dan MSCONFIG di disabled
5. Folder asli pada komputer anda disembunyikan dan diganti dengan file virus.
6. Menu Tools -> Folder Options di Windows EXplorer hilang.
7. Komputer sering berhenti atau tidak merespon.
8. Komputer tiba-tiba restart atau crash dan ini terjadi beberapa menit sekali.
9. Aplikasi komputer tidak berjalan dengan semestinya dan sering error.
10. Muncul File dengan Icon Folder tetapi mempunyai file type .exe
11. Hardisk atau disk drive tidak bisa diakses.
12. Aktivitas print tidak bekerja dengan semestinya.
13. Sering terjadi pesan error yang aneh dan tidak biasanya.
14. Sering terlihat menu atau dialog box yang rusak.
15. Terdapat Duplikasi nama folder di dalam folder tersebut.
16. Komputer selalu mengeluarkan pesan dari mana virus ini berasal.
Jika komputer anda mengalami salah satu ciri-ciri di atas, berarti ada kemungkinan komputer anda terkena virus, segera update antivirus anda dan scan komputer anda untuk membersihkan virus tersebut.
2. Menu Run, Search disembunyikan oleh virus.
3. CTRL+ALT+DEL tidak bisa digunakan.
4. Regedit dan MSCONFIG di disabled
5. Folder asli pada komputer anda disembunyikan dan diganti dengan file virus.
6. Menu Tools -> Folder Options di Windows EXplorer hilang.
7. Komputer sering berhenti atau tidak merespon.
8. Komputer tiba-tiba restart atau crash dan ini terjadi beberapa menit sekali.
9. Aplikasi komputer tidak berjalan dengan semestinya dan sering error.
10. Muncul File dengan Icon Folder tetapi mempunyai file type .exe
11. Hardisk atau disk drive tidak bisa diakses.
12. Aktivitas print tidak bekerja dengan semestinya.
13. Sering terjadi pesan error yang aneh dan tidak biasanya.
14. Sering terlihat menu atau dialog box yang rusak.
15. Terdapat Duplikasi nama folder di dalam folder tersebut.
16. Komputer selalu mengeluarkan pesan dari mana virus ini berasal.
Jika komputer anda mengalami salah satu ciri-ciri di atas, berarti ada kemungkinan komputer anda terkena virus, segera update antivirus anda dan scan komputer anda untuk membersihkan virus tersebut.
Guru Benar
ada empat jenis guru:
Guru Dasar adalah mereka yang memang menjadi guru karena keturunan. Ayah, Ibu, nenek, paman semuanya guru. Intinya, keluarga dari guru ini adalah memang keluarga guru.
Guru nyasar adalah mereka yang tidak memiliki cita-cita sebagai guru, atau menjadi guru bukan panggilan hati.
Guru bayar adalah mereka yang selalu disibukkan dengan hitung hitungan uang. Segala pekerjaannya dinilai dengan uang. Membuat soal ingin dihargai dengan uang. Datang di hari libur harus diberi uang. Membuat laporan harus dihargai dengan uang. Pokoknya guru ini tidak berbeda dengan pedagang yang selalu menghitung sesuatu dengan uang.
Guru benar adalah mereka yang dari awal ingin menjadi guru, mendalami profesi dari hati. mengajar adalah bagian dari hidup. bekerja adalah bagian dari kebutuhan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki integritas tinggi, tidak pamrih, tidak merasa paling pintar, sopan, santun, pokoknya mereka adalah panutan bagi siapa pun.
Nach, kalau sudah tau begini, apa yang harus kita pilih? Kita tentunya sulit mendapatkan guru yangterakhir. Sudah jarang, perlu proses pula seseorang menjadi seperti itu.
Banyak sekolah yang memiliki guru dasar dan kurang berkualitas. perlu disesali? jangan lah. Mereka sudah punya dasar yang kuat untuk bekerja dan bisa menjadi guru benar apabila dilakukan pendampingan. Memang perlu waktu namun kita tidak akan menyesal telah memilih mereka. Ingat, mengajar adalah pekerjaan hati.
Guru nyasar suatu waktu bisa menjadi guru benar dengan pembinaan yang intens dan kita perlu memberi mereka waktu. Namun jangan heran apabila tingkat keberhasilannya rendah, paling hanya 30 persen saja, karena mereka akan beralih menjadi guru bayar.
Yang akan membuat kita pusing dan pegal serta menyesal adalah apabila kita memiliki guru bayar. Bukan karena uangnya yang dipermasalahkan, namun kita akan selalu berurusan dengan nilai-nilai yang berbeda. Akhirnya bentrokan akan sering terjadi tanpa henti karena memang kacamata yang digunakan oleh kedua belah pihak berbeda.
Nach, supaya tidak salah pilih, mari kita hati-hati dalam proses perekrutan guru. Perpanjanglah proses perekrutan tersebut, jangan terburu-buru.
Bagi yang sudah terlanjur memiliki guru bayar, siap -siaplah dengan program pendampingan yang akan memakan waktu lama.
Sumber : www.laboratoriumpendidikan.blogspot.com
Guru Dasar adalah mereka yang memang menjadi guru karena keturunan. Ayah, Ibu, nenek, paman semuanya guru. Intinya, keluarga dari guru ini adalah memang keluarga guru.
Guru nyasar adalah mereka yang tidak memiliki cita-cita sebagai guru, atau menjadi guru bukan panggilan hati.
Guru bayar adalah mereka yang selalu disibukkan dengan hitung hitungan uang. Segala pekerjaannya dinilai dengan uang. Membuat soal ingin dihargai dengan uang. Datang di hari libur harus diberi uang. Membuat laporan harus dihargai dengan uang. Pokoknya guru ini tidak berbeda dengan pedagang yang selalu menghitung sesuatu dengan uang.
Guru benar adalah mereka yang dari awal ingin menjadi guru, mendalami profesi dari hati. mengajar adalah bagian dari hidup. bekerja adalah bagian dari kebutuhan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki integritas tinggi, tidak pamrih, tidak merasa paling pintar, sopan, santun, pokoknya mereka adalah panutan bagi siapa pun.
Nach, kalau sudah tau begini, apa yang harus kita pilih? Kita tentunya sulit mendapatkan guru yangterakhir. Sudah jarang, perlu proses pula seseorang menjadi seperti itu.
Banyak sekolah yang memiliki guru dasar dan kurang berkualitas. perlu disesali? jangan lah. Mereka sudah punya dasar yang kuat untuk bekerja dan bisa menjadi guru benar apabila dilakukan pendampingan. Memang perlu waktu namun kita tidak akan menyesal telah memilih mereka. Ingat, mengajar adalah pekerjaan hati.
Guru nyasar suatu waktu bisa menjadi guru benar dengan pembinaan yang intens dan kita perlu memberi mereka waktu. Namun jangan heran apabila tingkat keberhasilannya rendah, paling hanya 30 persen saja, karena mereka akan beralih menjadi guru bayar.
Yang akan membuat kita pusing dan pegal serta menyesal adalah apabila kita memiliki guru bayar. Bukan karena uangnya yang dipermasalahkan, namun kita akan selalu berurusan dengan nilai-nilai yang berbeda. Akhirnya bentrokan akan sering terjadi tanpa henti karena memang kacamata yang digunakan oleh kedua belah pihak berbeda.
Nach, supaya tidak salah pilih, mari kita hati-hati dalam proses perekrutan guru. Perpanjanglah proses perekrutan tersebut, jangan terburu-buru.
Bagi yang sudah terlanjur memiliki guru bayar, siap -siaplah dengan program pendampingan yang akan memakan waktu lama.
Sumber : www.laboratoriumpendidikan.blogspot.com
Jumat, 01 Januari 2010
Tutorial buat dan edit blog
1. Tutorial buat blog di blogspot
klik download
2. Tutorial aku ngeblog
klik download
3. Tutorial smart blogwalking
klik download
4. Tutorial mempercantik blog
klik download
Sumber : www.pustaka-buku.com
klik download
2. Tutorial aku ngeblog
klik download
3. Tutorial smart blogwalking
klik download
4. Tutorial mempercantik blog
klik download
Sumber : www.pustaka-buku.com
Langganan:
Postingan (Atom)